
Alfatihah.com – Surah Al-Waqiah dikenal sebagai surah yang membahas tentang peristiwa kiamat dan pembagian manusia ke dalam beberapa golongan berdasarkan amal perbuatannya. Salah satu golongan yang disebutkan adalah golongan kanan (ash-habul yamin), yang dijanjikan berbagai kenikmatan di surga. Dalam ayat 35–38, Allah SWT menggambarkan salah satu kenikmatan tersebut, yaitu keberadaan bidadari surga dengan sifat-sifat khusus. Lalu apa maksud bidadari surga dalam surah Al-Waqiah ayat 35-38? Siapa mereka dan apa saja ciri-cirinya? Mari kita bahas lebih lanjut.
اِنَّآ اَنْشَأْنٰهُنَّ اِنْشَاۤءًۙ
Artinya: “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari itu) secara langsung,” (QS. Al-Waqiah Ayat 35)
فَجَعَلْنٰهُنَّ اَبْكَارًاۙ
Artinya: “lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan” (QS. Al-Waqiah Ayat 36)
عُرُبًا اَتْرَابًاۙ
Artinya: “yang penuh cinta (lagi) sebaya umurnya,” (QS. Al-Waqiah Ayat 37)
لِّاَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗࣖ
Artinya: “(diperuntukkan) bagi golongan kanan,” (QS. Al-Waqiah Ayat 38)
Bidadari surga adalah makhluk ciptaan Allah yang khusus dijanjikan sebagai pendamping bagi penghuni surga, dari golongan kanan (ash-habul yamin). Mereka dikenal sebagai hurun ‘iin, yaitu makhluk yang indah, suci, dan penuh pesona. Mereka bukan manusia yang berasal dari dunia, melainkan diciptakan langsung oleh Allah untuk kehidupan abadi di akhirat.
Menurut Tafsir Tahlili dari Kementerian Agama (Kemenag), orang-orang yang tergolong dalam golongan kanan akan memperoleh berbagai kenikmatan dan kebahagiaan di surga. Golongan ini terdiri dari mereka yang memiliki keimanan kuat dan senantiasa menaati perintah Allah SWT serta mengikuti ajaran Rasul-Nya.
Kemenag juga menjelaskan bahwa golongan kanan ini mencakup dua kelompok besar yaitu sebagian berasal dari umat nabi-nabi terdahulu, dan sebagian lainnya merupakan pengikut Nabi Muhammad SAW.
Masih dalam konteks Surah Al-Waqiah ayat 35–38, golongan kanan juga dapat dimaknai sebagai mereka yang tetap melaksanakan ibadah di malam hari, seperti salat malam dan berdoa, meskipun dalam kondisi yang sangat berat, seperti udara dingin yang menusuk hingga harus menengadahkan tangan hanya sebelah.
Adapun keberadaan bidadari surga, dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir sebagai makhluk surga yang diciptakan dari perempuan yang wafat dalam usia tua. Namun, mereka akan dibangkitkan kembali dalam keadaan muda dan penuh pesona.
Wanita-wanita yang masuk surga atas kehendak Allah akan dianugerahi bentuk fisik yang baru yaitu lebih muda, cantik, dan memikat meskipun di dunia mereka wafat dalam usia lanjut. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, di mana beliau pernah bersabda kepada seorang nenek yang meminta didoakan agar bisa masuk surga:
“Sesungguhnya surga tidak akan dimasuki oleh nenek-nenek.”
Namun Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa maksudnya adalah, mereka tidak akan masuk dalam kondisi tua, karena Allah akan menjadikan mereka muda kembali, sebagaimana disebutkan dalam ayat 35-36.
Dalam salah satu hadist, Rasulullah menggambarkan bahwa Allah akan memberikan keindahan luar biasa kepada wanita-wanita tersebut di surga:
“Wajah mereka akan bercahaya, tubuh mereka selembut sutra, kulit mereka berwarna putih, mengenakan pakaian hijau, dihiasi perhiasan berwarna emas kekuningan, rambut mereka diikat dengan mutiara, dan mereka akan menyisir rambut dengan sisir dari emas.” (HR. At-Thabrani)
Itu dia makna bidadari surga dalam Surah Al-Waqiah ayat 35–38. Surah Al-Waqiah ayat 35-38 memberikan gambaran tentang kenikmatan yang akan diperoleh oleh golongan kanan di surga, salah satunya adalah keberadaan bidadari-bidadari yang diciptakan khusus oleh Allah SWT. Mereka memiliki sifat-sifat yang mencerminkan kesucian, kasih sayang, dan keharmonisan, sebagai bentuk balasan atas keimanan dan ketaatan hamba-hamba-Nya di dunia.
Baca Juga: 5 Penghalang Terkabulnya Doa, Kenali dan Hindari!