Alfatihah.com – Oversharing merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak bisa membatasi diri sendiri dalam memberikan informasi pribadinya kepada publik atau teman. Mereka secara sadar maupun tidak sadar membagikan segala informasi yang tentang dirinya, pencapaiannya, kekayaannya, dan lain-lain.
Kondisi seperti ini memungkinkan bisa terjadi hal tak diinginkan karena terlalu sering melakukan oversharing. Dalam Islam juga tidak dianjurkan terlalu sering mengumbar informasi-informasi pribadi maupun perencanaan masa depan. Lebih lanjut mari simak artikel berikut.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:
اسْتَعِينُوا عَلَى إِنْجَاحِ حَوَائِجِكُمْ بِالْكِتْمَانِ، فَإِنَّ كُلَّ ذِي نِعْمَةٍ مَحْسُودٌ
“Bantulah KESUKSESAN hajat-hajat kalian dengan MERAHASIAKANNYA, karena setiap orang yang memilki nikmat itu akan menjadi sasaran HASAD orang lain…”. (Silsilah Shohihah: 1453)
Dalam hadits tersebut memberikan penjelasan bahwa kita jangan terlalu sering oversharing terhadap rencana masa depan. Dikhawatirkan ada orang yang iri kepada Anda, sehingga dia menggagalkan rencana Anda atau bisa saja dia mencuri ide mahal Anda.
Terkadang kita tak sadar menceritakan segala informasi pribadi. Berawal dari cerita-cerita random hingga tanpa sadar menceritakan rencana kedepannya atau bahkan sebuah ide yang cukup menarik.
Hal itu tanpa disadari dapat membuat rencana kita gagal atau bahkan mengalami banyak hambatan karena beritanya sudah menyebar.
Rencana baik memang perlu diperjuangkan dengan maksimal. Namun ketika rencana tersebut gagal karena sifat iri seseorang, pasti Anda akan menyesal telah menceritakan segalanya kepada dia.
Misalnya dalam praktik fikih ialah dianjurkan untuk menyembunyikan proses tunangan (khitbah). Karena dikhawatirkan ada hasad dari orang lain yang mengakibatkan gagal terwujudnya pernikahan yang diinginkan.
Rasulullah SAW menganjurkan untuk mengumumkan pernikahan (setelah terjadinya proses akad), karena pada saat itu rencana baik sudah terwujud. Bukan di waktu pertunangan, yang hanya sekedar ikatan belaka belum menjadi pasangan halal.
Hal tersebut sesuai dengan riwayat berikut:
أَظْهِرُوْا النِّكَاحَ وَأَخْفُوْا الْخِطْبَةَ
“Umumkanlah pernikahan dan rahasiakanlah khitbah”.
Kemudian dalam ayat terakhir surat al-Dhuha kita diperintahkan untuk menceritakan nikmat. Namun yang diceritakan bukan nikmat yang belum terwujud, tetapi menceritakan ketika nikmat tersebut sudah terwujud. Dan juga diperbolehkan menceritakan nikmat namun kepada orang yang memang benar-benar dipercaya, misalnya seperti orang tua.
Kegiatan oversharing perlu untuk dibatasi karena khawatir akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut merupakan empat cara mengatasi oversharing:
1. Jangan terlalu aktif dalam menanggapi cerita seseorang karena takut kebablasan, dan berpikirlah sebelum menanggapi
2. Seseorang yang mempunyai sifat impulsif diharapkan untuk menghindar dari publik, guna mencegah hal-hal negatif terjadi akibat emosi negatifnya
3. Cari tahu dalam diri sendiri apa yang menyebabkan terlalu sering melakukan oversharing
4. Melakukan interaksi secara luring dan me time.
Hal itu semua bisa Anda terapkan ketika merasa terlalu sering melakukan oversharing. Namun yang penting disini adalah dengan melakukan oversharing kepada sang pencipta Allah SWT.
Berusaha dengan maksimal sembari berdoa dan berserah kepada-Nya. Insya Allah apa yang diinginkan segera terwujud, dan ketika sudah terwujud, baru diceritakan kepada orang lain. Sesuai dengan ungkapan yang mengatakan:
مِنْ وَهْيِ الْأَمْرِ إِعْلَانُهُ قَبْلَ إِحْكَامِهِ
“Termasuk kerapuhan sebuah rencana adalah mengumumkannya sebelum mengerjakannya dengan sempurna”. (al-Raghib al-Ashfihani: al-Dzari’ah ila Makarim al-Syari’ah).
Sebaik-baiknya tempat mengadu adalah Allah SWT. Jadi ketika Anda merasa gundah atau galau terhadap target Anda apakah bisa terwujud atau tidak. Maka perbaikilah hubungan dengan Allah SWT. Insya Allah segala hal yang ingin dicapai terwujud dengan hasil yang terbaik untuk Anda.
Demikianlah artikel tentang berhenti melakukan oversharing karena bisa saja menimbulkan hal-hal negatif terjadi. Dalam Islam pun dianjurkan untuk merahasiakan rencana yang ingin dicapai sesuai hadits yang telah disebutkan diatas.
Dikhawatirkan ada hasad dari seseorang yang tidak diketahui yang mengakibatkan gagalnya rencana atau terhambat. Jadi usahakan untuk berhenti melakukan oversharing guna mencegah hal tersebut terjadi. Ceritakanlah rencana Anda ketika sudah terwujud saja. Hindari menceritakannya ketika masih dalam masa berusaha atau berproses. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Stop! Pengembangan Diri Hanya Ilusi Jika Tidak Melakukan 10 Cara Ini