Kapan Batas Usia Aqiqah Anak dalam Islam?

Alfatihah.com – Aqiqah adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan dalam islam sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Namun, banyak orang tua yang masih bingung terkait batas usia aqiqah. Lalu kapan batas usia aqiqah anak? Apakah boleh dilakukan jika anak sudah besar? Yuk, simak artikel berikut baik-baik.

Pengertian Aqiqah

Aqiqah adalah menyembelih hewan (kambing) sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran anak. Ibadah ini disertai dengan pemberian nama dan mencukur rambut bayi. Hukum aqiqah menurut mayoritas ulama adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan), terutama bagi orang tua yang mampu secara finansial.

Waktu Pelaksanaan Aqiqah yang Dianjurkan

Waktu ideal pelaksanaan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran anak, Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya. Disembelih pada hari ketujuh, dicukur gundul rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Ahmad 20722, at-Turmudzi 1605, dan dishahihkan al-Albani).

Berdasarkan hadist ini, para ulama menyimpulkan bahwa hari ketujuh adalah waktu terbaik untuk melakukan aqiqah.

Namun, tidak semua orang tua bisa melaksanakan aqiqah pada hari ketujuh. Bisa jadi karena kondisi keuangan, kesehatan bayi, atau alasan lainnya. Lalu, apakah aqiqah bisa ditunda? Jawabannya adalah bisa. Mayoritas ulama memperbolehkan untuk menunda aqiqah.

Batas Usia Aqiqah Anak Menurut Pandangan Ulama

Menurut ulama dari mazhab Syafi’i, batas usia aqiqah adalah mulai dari kelahiran hingga sebelum anak mencapai usia baligh. Jika orang tua belum sempat mengaqiqahi anak sampai anak baligh, maka tanggung jawabnya gugur. Namun, jika anak tersebut ingin mengaqiqahi dirinya sendiri ketika sudah dewasa, hal ini diperbolehkan, meskipun tidak diwajibkan.

Hikmah Pelaksanaan Aqiqah

Aqiqah bukan hanya ritual penyembelihan kambing. Di balik ibadah ini, terdapat banyak hikmah dan pelajaran berharga, diantaranya:

  1. Bentuk Rasa Syukur kepada Allah

Aqiqah adalah bentuk rasa syukur atas anugerah kelahiran anak. Menyembelih hewan, kemudian membagikan dagingnya, mencerminkan rasa terima kasih atas karunia hidup baru.

  1. Menjalin Silaturahmi dan Kebersamaan

Daging aqiqah biasanya dibagikan kepada kerabat, tetangga, dan fakir miskin. Hal ini mempererat hubungan sosial dan meningkatkan semangat berbagi.

  1. Tanda Kegembiraan atas Kehadiran Anak

Dalam islam, menyambut kelahiran anak dianjurkan dengan penuh kebahagiaan. Aqiqah menjadi sarana untuk merayakan momen ini dengan tetap menjunjung nilai ibadah.

  1. Meneladani Sunnah Rasulullah SAW

Dengan melaksanakan aqiqah, umat islam meneladani sunnah Rasulullah SAW, sekaligus menyebarkan ajaran islam dalam aspek kehidupan keluarga.

Itu dia penjelasan terkait batas usia aqiqah bagi anak. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, waktu utama pelaksanaan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran. Namun, jika orang tua pada saat itu belum mampu, maka aqiqah bisa dilakukan kapann saja sebelum anak memasuki usia baligh. Setelah baligh, orang tua tidak lagi memiliki kewajiban mengaqiqahi anak atau sudah gugur kewajiban orang tua tersebut.

Aqiqah bukan hanya sekadar menyembelih kambing, tapi juga merupakan ibadah yang menunjukkan rasa syukur dan cinta orang tua kepada anak. Jika belum sempat melaksanakannya, jangan berkecil hati karena islam adalah agama yang fleksibel dan memahami kondisi umatnya. Selama ada niat dan kemampuan, aqiqah tetap bisa dilaksanakan meskipun tidak pada waktu ideal. 

Baca Juga: Apakah Jawaban Shalat Istikharah Selalu Lewat Mimpi? Ini Penjelasan Lengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Chat WhatsApp
Hubungi Kami