Alfatihah.com – Istilah kaffah terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 208, dalam ayat tersebut terdapat perintah bagi orang-orang beriman agar masuk Islam secara kaffah. Apa sebenarnya makna dari islam kaffah sebagaimana yang diperintahkan Allah Swt dalam ayat tersebut?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya, “Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Surat Al-Baqarah ayat 208).
Melansir dari laman Muhammadiyah.or.id, istilah kaffah memiliki arti keseluruhan, yang mana seorang muslim diperintahkan oleh Allah Swt untuk memeluk islam secara menyeluruh, bukan setengah-setengah.. Adapun kata menyeluruh di sini tidak bisa ditafsirkan secara artifisial atau simbolik saja. Islam kaffah tidak bisa diterjemahkan sebatas mengenakan jubah panjang, memakan kurma, memakai cadar maupun tampilan simbolis semata.
Menurut Haedar Nashir, ketua umum pimpinan umum pusat Muhammadiyah, sebuah semangat yang menandakan kembalinya seseorang pada agama islam merupakan hal yang harus diapresiasi. Namun yang lebih penting adalah kembali kepada kemurnian Al-Qur’an dan As-Sunnah tak hanya dari luarnya saja, melainkan dari dalam juga.
Islam kaffah merupakan berislam yang bersifat substantif dan harus berperan sebagai Rahmatallil’alamin. Maksudnya seorang muslim tak hanya berfokus pada simbol-simbol yang menunjukkan keislamannya dalam bentuk busana, atau sepanjang hari membawa Al-Qur’an. Namun harus pula diwujudkan dalam bentuk akhlak dan perilaku yang baik pada sesama. Tak hanya pada sesama muslim tapi harus diwujudkan dalam akhlak mulia pada tetangga maupun masyarakat non muslim yang tinggal di sekelilingnya.
Berdasarkan informasi yang ada pada laman Nu Online, perintah berislam secara kaffah yang tertuang dalam Q.S Al-Baqarah ayat 208 mengacu pada perilaku yahudi bernama Abdullah bin Sallam dan sahabat-sahabatnya yang baru masuk islam. Meski telah menyatakan diri memeluk agama islam, mereka masih lekat dan terpengaruh dengan norma-norma yahudi yang mengagungkan hari sabtu dan mengharamkan daging unta.
Syekh Wahbah Az-Zuhayli menjelaskan dalam At-Tafsirul Wajiz
يا أيها المؤمنون ادخلوا في الإسلام بكليته دون تجزئة أو سالموا، واعملوا بجميع أحكامه فلا تنافقوا واحذروا وساوس الشيطان ولا تطيعوا ما يأمركم به إنه عدو ظاهر العداوة لكم. أخرج الطبراني أن هذه الآية نزلت في عبد الله بن سلام وأصحابه من اليهود لما عظموا السبت وكرهوا الإبل بعد قبول الإسلام فأنكر عليهم المسلمون
Artinya, “Wahai orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam seluruhnya, bukan sebagian-sebagian, atau berdamailah, dan beramallah sesuai dengan semua hukumnya. Jangan bersikap munafik. Waspadalah bisikan setan. Jangan kalian ikuti apa yang diperintahkan setan karena ia adalah musuh yang jelas-jelas memusuhimu. At-Thabarani meriwayatkan bahwa ayat ini turun perihal Abdullah bin Salam dan sahabatnya dari kalangan Yahudi ketika mereka mengagungkan hari Sabtu dan enggan terhadap daging unta setelah mereka memeluk Islam. Tetapi sikap mereka diingkari oleh para sahabat rasul lainnya,” (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhayli, At-Tafsirul Wajiz, [Damaskus, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 33).
Itu dia makna islam kaffah yang harus dijalankan setiap muslim. Ketundukan dan kepatuhan secara menyeluruh tanpa terkecuali khususnya pada Al-Qur’an dan As-Sunnah menjadi prinsip yang harus dipegang erat bagi pemeluk agama islam. Islam kaffah tak hanya diwujudkan dalam penampilan, melainkan dalam hati, perilaku, ibadah, serta muamalah kepada sesama manusia.
Baca Juga : Apa Jadinya Jika Dunia Tanpa Islam Point ke 5 Paling Mencengangkan