Alfatihah.com – Dalam kehidupan seorang muslim, ada tiga tingkatan yang menjadi dasar dalam menjalankan agama, yaitu islam, iman, dan ihsan. Ihsan merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari islam dan iman karena merupakan kesempurnaan dari keberislaman seorang umat. Jika islam mencakup tindakan lahiriah seperti shalat, puasa, dan zakat, sedangkan iman berhubungan dengan keyakinan hati, Lalu apa yang dimaksud dengan ihsan? Simak artikel berikut baik-baik.
Secara bahasa, ihsan berasal dari kata “husn” yang berarti kebaikan atau keindahan. Dalam konteks islam, yang berarti adalah melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan menghadirkan kesadaran penuh bahwa Allah selalu mengawasi. Merupakan tingkatan tertinggi yang melibatkan hati, pikiran, dan amal secara keseluruhan. Rasulullah SAW mendefinisikan ihsan dalam suatu hadits riwayat :
“Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya (ihsan),” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Baihaqi, dan Ad-Darimi).
Rasulullah SAW juga menyebutkan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :
“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Hadits ini menjelaskan bahwa hal tersebut adalah puncak dari kualitas ibadah seorang hamba, di mana ia selalu merasa diawasi oleh Allah dalam setiap tindakannya.
Dalam ibadah, ihsan tercermin dari bagaimana seorang muslim melaksanakan amal dengan penuh keikhlasan dan perhatian terhadap detail. Contohnya, ketika shalat, seorang Muslim tidak hanya sekadar melaksanakan gerakan fisik, tetapi juga menghadirkan khusyuk dalam hati. Hal ini membuat ibadah menjadi lebih bermakna karena dilakukan dengan penuh cinta dan pengharapan kepada Allah.
Selain itu, juga mendorong seseorang untuk senantiasa memperbaiki kualitas ibadahnya. Misalnya, memperhatikan bacaan shalat, menjaga wudhu dengan sempurna, dan melaksanakan ibadah sunnah sebagai pelengkap ibadah wajib.
Tidak hanya terbatas pada ibadah ritual, tetapi juga mencakup semua aspek kehidupan. Dalam interaksi sehari-hari, mendorong seseorang untuk bersikap baik kepada sesama, bahkan terhadap makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan. Sebagai contoh, Rasulullah SAW mengajarkan untuk memberi makan hewan dengan baik dan tidak menyakitinya.
Dalam bekerja, tercermin dari usaha untuk memberikan hasil terbaik tanpa mengharapkan pujian manusia. Seorang pekerja yang memiliki sikap ini akan bekerja dengan jujur, bertanggung jawab, dan profesional karena ia sadar bahwa Allah melihat setiap perbuatannya.
Hal ini memiliki banyak manfaat, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Berikut beberapa alasan mengapa penting untuk diterapkan :
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِۛ وَاَحْسِنُوْاۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya : “Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
Mencapai tingkatan ihsan membutuhkan usaha dan latihan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Baca Juga : 5 Jenis Tafakur, Kunci Mendekatkan Diri Kepada Allah