
Alfatihah.com – Hari tasyrik bertepatan dengan tiga hari setelah Idul Adha, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dimana di hari tersebut tidak diperbolehkan berpuasa, namun dianjurkan untuk memperbanyak amalan-amalan lain, yang paling utama berkurban.
Namun, selain itu ada amalan hari tasyrik lainnya yang bisa dilakukan orang yang tidak mampu untuk berkurban. Karena banyak amal ibadah yang bisa dilakukan seorang muslim ketika hari tasyrik.
Apa saja amalan hari tasyrik yang bersifat sunnah ini? Berikut beberapa amalan-amalan yang bisa dilakukan seorang muslim ketika hari tasyrik.
Amalan hari tasyrik pertama yaitu sering mengucap takbir. Lafal takbir yaitu berbunyi:
“Allahu akbar, Allahu akbar, la ilaha illallah, wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd.”
Pada hari tasyrik, kalimat takbir ini bisa diucapkan ketika setiap sholat fardhu. Selain untuk semangat dalam beribadah, juga takbir ini sebagai simbol mengagungkan Allah SWT.
وكان أبو حنيفة يذهب بالتشريق في هذا إلى التكبير في دبر الصلاة
Artinya: “Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa amal pada Hari Tasyrik adalah takbir setelah shalat” (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/525).
وقال المهلب العمل فى أيام التشريق هو التكبير المسنون، وهو أفضل من صلاة النافلة
Artinya: “Al-Muhallib mengatakan, ‘Amal pada Hari Tasyrik adalah pembacaan takbir yang disunnahkan. Itu (takbiran) lebih utama dari shalat sunnah” (Ibnu Bathal, Syarh Shahihil Bukhari libni Bathal, [Riyadh, Maktabatur Rusyd: tanpa tahun], juz II, halaman 561).
Selain takbir, tahlil dan tahmid juga dianjurkan untuk sering dibaca ketika hari tasyrik. Bacaan-bacaan ini menjadi amalan hari tasyrik yang terutama.
Bacaan Tahlil:
“Laa ilaha illallah” (لا إله إلا الله), artinya “Tiada Tuhan selain Allah”.
Bacaan Tahmid:
“Alhamdulillah” (اَلْحَمْدُ لِلَّهِ) yang berarti “Segala puji bagi Allah”.
Hadits:
وقد وقع في رواية بن عمر من الزيادة في آخره فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّحْمِيْدِ وَالتَّكْبِيْرِ
Artinya: “Pada riwayat Ibnu Umar ada tambahan kalimat di akhir, ‘Perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik,’” (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/529).
Tahlil, tahmid, dan takbir juga merupakan bagian dari dzikir yang paling utama dalam amalan hari tasyrik. Namun juga bisa memperbanyak dzikir-dzikir yang lain agar memperbanyak amalan ibadah di hari tasyrik.
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ لِمَنِ اتَّقَى وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” (QS. Al Baqarah: 203).
Doa sapu jagad merupakan doa yang dianjurkan untuk diamalkan pada hari tasyrik. Karena dalam doa sapu jagad ini didalamnya mengandung kumpulan kebaikan.
Kebaikannya meliputi lingkup dunia dan akhirat. Disini Al Hasan Al Bashri menuturkan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan ibadah. Kebaikan di akhirat adalah surga”. Sedangkan Sufyan Ats Tsauri menyampaikan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan rizki yang thoyib. Sedangkan kebaikan di akhirat adalah surga”.
Selain doa sapu jagad, juga dianjurkan doa-doa lain yang mengandung kebaikan. Berikut lafal doa sapu jagad beserta artinya:
“Rabbana Aatina Fiddunya Hasanah Wafil Akhirati Hasanah Waqinaa Adzaabannaar”
Artinya: “Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Amalan hari tasyrik yang terakhir ini adalah menikmati makan dan minum. Dimana tiga hari setelah Idul Adha ini, dianjurkan seorang muslim untuk menikmati hidangan terutama yang berasal dari hewan kurban.
Hal ini mempunyai nilai ibadah, oleh karenanya disebut amalan sunnah. Seperti yang tercantum dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA:
“Janganlah kamu berpuasa pada hari ini (tasyrik) karena ia merupakan hari makan, minum, dan berdzikir pada Allah”.
Itulah amalan-amalan hari tasyrik yang dianjurkan untuk dilakukan. Lakukanlah banyak amal pada hari tasyrik, Insya Allah akan memperbanyak pahala di momen Idul Adha.