Alfatihah.com – Keimanan dan akhlak yang terpuji sudah menjadi dua hal yang saling berkaitan erat, keduanya selalu berjalan berdampingan. Bahkan, baik atau buruknya akhlak seseorang menjadi tolak ukur keimanan seseorang. Rasulullah SAW pernah bersabda :
فقال صلى الله عليه وسلم أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم أخلاقا
Artinya, “Rasulullah saw bersabda, ‘Orang yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya,’” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz III, halaman 74).
Orang yang ahli ibadah tidak menjamin seseorang itu sempurna dalam hal keimananya, seperti hadits diatas. Sesungguhnya orang yang sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik dalam akhlaknya. Baik akhlaknya yang dimaksud adalah orang yang bisa menjaga tutur kata, sikap, dan tingkah lakunya kepada orang lain. Hal itu harus seimbang dengan ibadahnya maka sempurnahlah keimananya. Ibarat kata orang yang ahli ibadah tapi akhlak buruk maka bisa dikatakan golongan orang yang merugi karena tidak sempurna keimanannya.
Sahabat Anas bin Malik ra mengatakan, akhlak seseorang dapat menentukan derajat dan nasibnya kelak di akhirat, karena seseorang yang baik akhlaknya akan mendapatkan derajat paling tinggi disurga sekalipun dia bukan ahli ibadah dan begitupun sebaliknya. Maka jangan sampai kita menjadi golongan orang yang merugi karena beberapa hal tersebut.
وقال أنس بن مالك إن العبد ليبلغ بحسن خلقه أعلى درجة في الجنة وهو غير عابد ويبلغ بسوء خلقه أسفل درك في جهنم وهو عابد
Artinya, “Sahabat Anas bin Malik ra mengatakan, ‘Seseorang dapat mencapai derajat tertinggi di surga dengan kebaikan akhlaknya meski bukan ahli ibadah. Sebaliknya, seseorang dapat terjatuh pada lapisan terbawah neraka jahannam karena keburukan akhlaknya meski ia ahli ibadah,’” (Imam Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/56).
Bisa dikatakan lebih baik kita bergaul dengan orang yang bukan ahli ibadah tapi baik akhlaknya, daripada kita bergaul dengan orang yang ahli ibadah tapi akhlak buruk. Tetapi bukan berarti kita harus biasa saja menjadi orang yang buruk ibadahnya tetapi baik akhlaknya, harus tetap seimbang untuk menyempurnakan iman kita agar tidak menjadi golongan orang yang merugi karena ahli ibadah tapi akhlak buruk. Lebih ideal lagi untuk menjadi orang yang ahli ibadah sekaligus akhlaknya baik.
Baca Juga : Wajib Tahu! Perbedaan Akhlak dan Adab Dalam Islam