
ALFATIHAH.COM – Maryam binti Imran menjadi cerminan muslimah masa kini. Namanya harum disebut-sebut karena kehormatan yang dimilikinya. Namun benarkah Maryam menjadi satu-satunya nama yang disebut dalam Al-Qur’an? Simak penjelasan di bawah!
Perempuan mungkin tidak memiliki peran khusus dalam memimpin islam. Sebagaimana peran nabi dan rasul, menjadi imam bagi makmum laki-laki, ataupun menjadi wali dalam pernikahan.
Ketiga peran tersebut hanya bisa dimainkan oleh laki-laki, sehingga dalam Al-Qur’an banyak diceritakan kisah kepemimpinan seorang laki-laki. Namun berbeda dengan Maryam binti Imran, ibu Nabi Isa.
Beliau termasuk keturunan nabi Daud yang juga termasuk dari kalangan bani Israil. Beliau termasuk sosok wanita suci yang kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai nama surat ke-19 dalam juz 16.
Dilahirkan dari rahim seorang ibu Hannah binti Faqudha, istri Imran bin Matsan, Maryam binti Imran tumbuh sebagai sosok wanita yang taat, menjaga kehormatan, serta percaya akan kalimat-kalimat Allah.
Hannah binti Faqudha merupakan adik ipar Nabi Zakaria yang juga pernah ada dalam pengasuhannya. Maryam binti Imran dikenal sebagai keturunan keluarga yang mulia, karena dari rahimnya lahirlah seorang yang saleh dan taat yaitu Nabi Isa AS.
Maryam binti Imran menjadi teladan serta memegang posisi yang terhormat dalam islam. Beliau mengandung Nabi Isa tanpa campur dengan laki-laki manapun, hal ini menjadi bukti kehebatan kuasa Allah.
Di samping keistimewaannya, Maryam binti Imran dikenal perempuan yang taat beribadah dengan nilai ketakwaan yang tidak diragukan lagi. Allah menitipkan ruh Nabi Isa dalam rahim putri Imran ini hingga beliau harus mengasingkan diri karena malu.
Segala sesuatu yang ditutupi pasti akan terbongkar jua kala masanya tiba. Maryam binti Imran dicaci dan dihina sebab hamil tanpa seorang ayah. Namun ia menerima semua cacian dan hinaan dengan tawakal.
Keistimewaan inilah yang menjadikannya satu-satunya perempuan yang namanya disebut dalam Al-Qur’an. Termasuk juga keluarga imran sebagai keluarga terpilih yang menjadi teladan dan diabadikan dalam Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an perempuan sering dijadikan sudut pandang ketiga. Pun jika ada nasihat tentang perempuan, pasti akan disampaikan melalui sudut pandang laki-laki terlebih dahulu.
Dalam percakapannya, Allah menjadikan Jibril sebagai perantara kepada Maryam binti Imran bahwa beliau telah dipilih Allah sebagai perempuan suci dan penting dibanding perempuan lain pada masanya.
Dengan ini menunjukkan betapa penting dan tingginya kedudukan dengan diturunkannya wahyu dari Allah meski beliau bukanlah seorang nabi. Sebab beberapa pendapat mengemukakan bahwa nabi berasal dari kalangan laki-laki.
Meski namanya dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Qur’an, Maryam bukanlah satu-satunya wanita yang namanya disebut dalam surat Al-Qur’an. Adapun Siti Hawa, Asiyah, Siti Hajar, juga Siti Hawa disebutkan dalam ayat Al-Qur’an.
Para perempuan yang kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’an ini menjadi teladan bagi seluruh muslimah di dunia. Kisah keberadaan mereka menjadi contoh tindak laku dalam hal ketaatan, kesabaran, dan besarnya keimanan mereka terhadap Allah.
1. Sangat Menjaga Kehormatan Diri
Maryam binti Imran terkenal dengan sosok yang menjaga kesuciannya dari yang bukan mahram. Hal ini terbukti ketika Jibril datang dalam bentuk fisik yang tampan, justru beliau memohon perlindungan kepada Allah atas kesempurnaan itu.
Allah memilih Maryam binti Imran karena amanah yang dititipkan kepadanya tidaklah mudah. Amanah ini tidak akan bisa dititipkan kepada wanita yang tidak menjaga kesucian dirinya sebagai wanita.
2. Tabah Dalam Menjalankan Perintah Allah
Dengan amanah yang telah Allah titipkan, Ibu Nabi Isa ini mampu melalui segala fitnah dan cacian keji dengan ketaatan dan ketabahannya. Meski pada akhirnya dengan cacian inilah yang mendekatkan pada Allah SWT.
3. Mendidik Anak Dengan Baik
Nabi Isa AS adalah bukti keberhasilan Maryam binti Imran dalam mendidik seorang anak laki-laki. Nabi Isa tumbuh menjadi anak dengan kepribadian lembut, rajin ibadah, berbakti kepada orang tua, juga membawa ketenangan semasa hidupnya.
Cacian yang terus menghujani kehidupannya adalah bukti keberhasilan seorang ibu dalam mendidik anak. Beliau juga sangat taat dan bergantung kepada Allah, maka mudah baginya menemukan jalan kehidupan yang baik.
Dengan ini disimpulkan bahwa Maryam binti Imran bukan satu-satunya nama perempuan yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Namun keteladanannya menjadi contoh bagi seluruh masa. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan baru!