Alfatihah.com – Sering kali, saat makanan atau minuman yang kita sajikan terlalu panas, meniupnya menjadi kebiasaan spontan. Tapi, tahukah kamu bahwa dalam islam, tindakan meniup makanan panas atau meniup minuman panas ini memiliki pandangan tersendiri? Untuk memahami lebih lanjut, mari kita ulas dari sudut pandang syariat islam dan kebiasaan yang diajarkan Rasulullah SAW.
Meniup makanan panas sering dilakukan agar cepat dingin dan bisa segera dinikmati. Hal ini dianggap praktis, terutama saat waktu makan terbatas atau ketika ingin segera mengonsumsi makanan. Namun, sebagai seorang muslim, kebiasaan ini perlu ditinjau apakah ada larangan, atau justru diperbolehkan?
Dalam islam, adab makan dan minum sangat diperhatikan. Rasulullah SAW memberikan banyak contoh tentang tata cara makan yang baik, termasuk bagaimana memperlakukan makanan dan minuman. Meniup makanan panas atau minuman panas terdapat larangannya dalam salah satu hadits riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzi berikut ini :
“Nabi Muhammad SAW melarang bernafas atau meniup ke dalam bejana (minuman).” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ad-Darimi).
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak menganjurkan umatnya untuk meniup makanan atau minuman, meskipun tidak secara langsung menyebut alasan rinci di balik larangan tersebut.
Dibalik larangan meniup makanan panas atau minuman panas, terdapat beberapa hikmah dibalik larangan meniup makanan panas. Meniup makanan panas bisa saja menyebabkan percikan air liur masuk ke makanan atau minuman. Ini tentu tidak higienis, terutama jika makanan tersebut dikonsumsi bersama dengan orang lain. Selain itu, air liur mengandung bakteri yang bisa mencemari makanan.
Larangan meniup makanan panas mengajarkan kita untuk lebih sabar dan menghormati nikmat Allah. Menunggu makanan dingin adalah bentuk penghormatan terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Sebagian ulama menganggap larangan meniup makanan lebih kepada persoalan adab, bukan haram. Dengan kata lain, jika seseorang meniup makanan karena ketidaktahuan, maka hal itu tidak berdosa. Namun, mengikuti sunnah Rasulullah SAW tetap menjadi hal yang utama, sehingga lebih baik dihindari.
Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ juga menyebutkan bahwa larangan meniup makanan bertujuan untuk mengajarkan umat agar lebih menjaga kesucian, kebersihan, dan kehormatan makanan.
Lalu, bagaimana cara kita mendinginkan makanan atau minuman panas tanpa meniupnya? Berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan:
Meniup makanan panas atau minuman panas bukanlah kebiasaan yang dianjurkan dalam islam. Rasulullah SAW melarang hal ini karena alasan adab, kebersihan, dan mungkin juga dampak kesehatan. Oleh karena itu, lebih baik kita menghindari kebiasaan ini dan mencari alternatif lain untuk mendinginkan makanan atau minuman. Sebagai seorang muslim, menjaga adab makan adalah salah satu bentuk ibadah.