Alfatihah.com – Sebagai seorang muslim tentunya mengalami kesulitan dalam menuntut ilmu. Sejatinya menuntut ilmu adalah wajib karena untuk menyempurnakan ibadah kepada Allah SWT. Ilmu yang dicari pun tak hanya ilmu agama, namun juga ilmu umum untuk penyeimbang dalam kehidupan.
Di tengah menuntut ilmu, pastinya banyak cobaan yang menghampiri. Tak sedikit orang muslim yang merasakan kesulitan dalam menuntut ilmu bahkan kelelahan hingga akhirnya sampai pada titik berhenti untuk belajar atau menuntut ilmu.
Padahal disini, seorang muslim hanyalah kekurangan rasa sabar yang tertanam pada diri. Karena para ulama bahkan sahabat terdahulu pun harus menelan sabar demi mendapatkan ilmu yang sempurna.
Semua orang akan mengalami kesulitan dalam menuntut ilmu, karena proses dalam belajar itu tidak mudah dan praktis. Kita tak bisa seenaknya dengan ingin cepat memetik hasilnya, namun tak sabar untuk menjalani proses dalam menuntut ilmu.
Menuntut suatu ilmu butuh ketekunan yang besar. Oleh karena itu butuh rasa sabar yang tertanam pada diri, guna tidak mudah bosan atau lelah dalam menjalaninya.
Kesulitan dalam menuntut ilmu akan teratasi dengan sabar. Karena sabar merupakan titik seseorang menahan diri dari yang batil dan merasakan rasa syukur.
Hal tersebut seperti bunyi dalam Qur’an surah Al Kahfi ayat 28, Allah SWT berfirman:
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا
Artinya: “Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Menurut Yahya bin Abi Katsir, beliau menafsirkan surah Al Kahfi ayat 28, sebagai berikut:
هي مجالس الفقه
“Majelis-majelis fikih/ilmu.”
لا يستطاع العلم براحة الجسد
“Ilmu ini tidak bisa didapatkan dengan bersantai-santai”
Dari tafsir diatas menunjukkan, bahwa menuntut ilmu itu harus dilalui dengan sabar. Selain itu, harus tetap bijak dalam menanggapi kesulitan dalam menuntut ilmu.
Selain menuntut ilmu atau belajar, kita harus bersabar dalam berinteraksi dengan guru. Karena guru juga merupakan manusia yang tak luput dengan kesalahan. Imam Syafi’i berkata, yang artinya:
“Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru, sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya.”
Dari penjabaran diatas, bisa disimpulkan bahwa ketika menuntut ilmu harus bersabar. Baik dalam proses belajar ataupun mengajar.
Saat murid sedang belajar, hendaknya ia bersabar. Karena mempelajari menghafal, dan memahami suatu ilmu itu harus bersabar. Tak hanya itu, namun datang ke suatu majelis atau tempat menuntut ilmu pun harus bersabar untuk konsisten.
Saat guru sedang mengajar pun, hendaknya ia bersabar. Karena menyampaikan, mengajarkan agar paham, atau sekedar untuk betah duduk dalam mengajar pun butuh kesabaran. Apalagi ketika menghadapi murid yang tidak patuh, harus sabar serta bijak dalam menghadapinya.
Selain menghadapi kesulitan dalam menuntut ilmu dengan bersabar, juga akan membahas mengenai pahala sabar dalam menuntut ilmu. Karena ternyata pahala yang didapat dari seseorang yang menuntut ilmu adalah pahala yang besar.
Seperti dalam kaidah yang tertulis dalam Al Asybah wa An Nazhair halaman 320 oleh As Suyuthi, yaitu yang berbunyi:
مَا كَانَ أَكْثَرُ فِعْلاً كَانَ أَكْثَرُ فَضْلاً
Artinya: “Amalan yang lebih banyak pengorbanan, lebih banyak keutamaan.”
Selain itu, Az-Zarkasyi juga berkata dalam Al Mantsur, yaitu yang berbunyi:
العَمَلُ كُلَّمَا كَثُرَ وَشَقَّ كَانَ أَفْضَلُ مِمَّا لَيْسَ كَذَلِكَ
Artinya: “Amalan yang semakin banyak dan sulit, lebih afdhal daripada amalan yang tidak seperti itu.”
Dari pernyataan diatas bisa disimpulkan, bahwa semakin berat atau sulit dalam menuntut ilmu, maka ganjaran atau pahala yang didapat pun akan semakin besar. Ini merupakan janji Allah SWT kepada kaumnya yang menuntut ilmu dijalan-Nya.
Seperti dalam hadits yang diriwayatkan Muslim yang berbunyi, dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Menurut Ibnu Rajab Al Hambali, ada dua arti dari “menempuh jalan”, yaitu:
1. Secara hakiki, yaitu berjalan ke arah tempat adanya ilmu (majelis)
2. Secara maknawi, yaitu berjalan ke arah diraihnya ilmu. Seperti membacanya, menulisnya, menghafalnya, mengkaji, hingga memahami dengan benar suatu ilmu.
Seseorang yang menuntut ilmu, maka akan mendapatkan pahala yang besar bahkan jalan menuju ke surga. Semakin sabar dan banyak pengorbanan kita untuk menuntut ilmu, maka semakin besar pula pahala kita yang akan diperoleh.
Demikian pembahasan mengenai kesulitan dalam menuntut ilmu yang harus dilandasi dengan sabar. Begitu juga pahalanya yang besar ketika bersabar mengalami kesulitan dalam menuntut ilmu.
Baca Juga: Perantau Wajib Tahu! Inilah 5 Manfaat Menuntut Ilmu Menurut Imam Syafi’i