Jangan Makan dan Minum Berdiri! Ini Penjelasannya

Alfatihah.com- Makan dan minum sambil berdiri sering kali menjadi perdebatan di kalangan masyarakat, terutama dari sudut pandang agama Islam dan kesehatan. Banyak dari kita yang mungkin pernah dari orang tua saat makan atau minum dalam posisi berdiri. Alasan mereka sering kali terkait dengan adab serta dampak kesehatan dari kebiasaan tersebut. Tapi, apakah Anda tahu bahwa larangan tersebut ternyata memiliki dasar yang kuat, baik dari sisi ajaran agama maupun ilmiah?

Pandangan Islam tentang Makan dan Minum Berdiri

Dalam ajaran Islam, Rasulullah SAW memberikan panduan yang jelas tentang adab makan dan minum. Sebagaimana yang tercantum dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya beliau (Rasulullah SAW) melarang minum sambil berdiri.” Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah juga memperingatkan agar kita tidak makan sambil berdiri karena itu dianggap lebih buruk dibandingkan minum sambil berdiri.

Larangan ini sebenarnya lebih menitikberatkan pada aspek adab dan kesopanan, serta mencontohkan perilaku terbaik dari Rasulullah SAW. Namun, tidak semua ulama sepakat bahwa makan dan minum sambil berdiri sepenuhnya dilarang. Ada beberapa hadits lain yang mencatat bahwa Rasulullah SAW pernah minum air zamzam sambil berdiri. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yang menyaksikan Rasulullah SAW melakukannya ketika beliau tidak menemukan tempat duduk saat melaksanakan ibadah haji.

Para ulama kemudian menyimpulkan bahwa larangan tersebut tidak bersifat mutlak. Dalam kondisi tertentu, seperti keadaan darurat atau ketika tidak ada tempat duduk, makan dan minum sambil berdiri diperbolehkan. Namun, lebih utama dan dianjurkan untuk duduk saat makan dan minum jika tidak ada alasan yang mendesak.

Salah satu hikmah dari ajaran ini adalah membentuk kebiasaan yang lebih tertib dan beradab saat kita mengkonsumsi makanan dan minuman. Posisi duduk saat makan dan minum mencerminkan ketenangan dan kesyukuran, sehingga kita bisa lebih mindful atau sadar dengan apa yang kita konsumsi.

Perspektif Ilmiah tentang Makan dan Minum Berdiri

Tak hanya dalam ajaran agama, dari sudut pandang medis, makan dan minum sambil berdiri ternyata juga tidak baik bagi kesehatan. Salah satu alasan utama mengapa kebiasaan ini dianggap buruk adalah karena tubuh dalam posisi yang kurang stabil saat berdiri. Saat berdiri, otot-otot dan saraf tubuh bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan. Hal ini menyebabkan tubuh dalam keadaan tegang, yang justru bisa mengganggu proses pencernaan.

Ketika kita makan atau minum sambil duduk, tubuh lebih rileks dan sistem pencernaan bisa bekerja lebih optimal. Dalam posisi duduk, air yang diminum akan melewati sfingter dengan lebih baik. Sfingter adalah otot yang mengontrol aliran air ke dalam ginjal. Ketika kita minum sambil berdiri, air langsung masuk ke kandung kemih tanpa melalui proses penyaringan yang maksimal, yang dapat menyebabkan terjadinya penumpukan limbah di ureter, bahkan berpotensi memicu batu ginjal.

Lebih dari itu, makan sambil berdiri juga dapat memicu terjadinya refluks asam lambung, dimana makanan yang baru saja dikonsumsi dipaksa kembali naik ke kerongkongan. Ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius jika kebiasaan ini terus dilakukan. Dalam jangka panjang, makan sambil berdiri dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan seperti melarnya lambung, luka pada dinding usus, hingga gangguan penyerapan nutrisi yang optimal.

Dampak pada Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan memerlukan suasana yang tenang dan santai untuk bekerja secara efektif. Ketika kita makan sambil duduk, otot-otot perut lebih santai, dan sistem pencernaan bisa bekerja dengan baik dalam mengolah makanan. Sebaliknya, ketika kita makan dalam posisi berdiri, tubuh kita cenderung lebih tegang, dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa posisi tubuh saat makan mempengaruhi kecepatan makan. Orang yang makan sambil berdiri cenderung makan lebih cepat, sehingga makanan tidak dikunyah dengan baik. Proses mengunyah yang tidak sempurna dapat meningkatkan beban kerja lambung dan usus dalam mencerna makanan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan seperti kembung, sembelit, atau bahkan luka pada lambung.

Kebiasaan yang Lebih Baik: Makan dan Minum Sambil Duduk

Dengan mempertimbangkan pandangan agama dan medis, kita dapat memahami mengapa kebiasaan makan dan minum sambil berdiri sebaiknya dihindari. Makan dan minum dalam posisi duduk tidak hanya lebih beradab, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang lebih baik. Selain itu, dengan duduk kita dapat lebih tenang dan lebih bersyukur terhadap makanan yang kita konsumsi.

Kebiasaan makan dan minum sambil duduk juga memungkinkan kita untuk lebih sadar dengan porsi makanan, tekstur, dan rasa, sehingga kita bisa menikmati makanan dengan lebih baik. Makan dengan perlahan-lahan juga membantu tubuh untuk lebih cepat merasa kenyang, yang bisa mencegah kita makan berlebihan dan membantu menjaga berat badan ideal.

Jadi, intinya adalah makan dan minum sambil berdiri merupakan kebiasaan yang tidak dianjurkan, baik dari segi agama maupun kesehatan. Dalam Islam, Rasulullah SAW menekankan pentingnya adab saat makan dan minum, yang lebih utama dilakukan sambil duduk. Dari sudut pandang kesehatan, makan dan minum sambil berdiri dapat memicu gangguan pada sistem pencernaan dan ginjal. Oleh karena itu, kita setidaknya menghindari kebiasaan ini dan lebih memilih duduk saat makan dan minum.

Meskipun dalam situasi makan dan minum sambil berdiri diperbolehkan, seperti dalam keadaan darurat. Tapi kita sebaiknya tetap berusaha untuk mengikuti anjuran agama dan medis untuk menjaga kesehatan dan adab dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Akhlak Mulia Aisyah: Meneladani Akhlak Istri Rasulullah SAW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp