Alfatihah.com – Dalam menjalankan dakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam ke seluruh dunia Rasulullah SAW menemui banyak ujian dan rintangan. Tak jarang Rasulullah SAW harus berperang dengan suku-suku tertentu demi tegaknya agama Allah SAW di muka bumi. Tak hanya itu, Rasulullah SAW juga menikahi lebih dari satu istri semata-mata karena perintah Allah SAW dan demi kepentingan dakwah Islam semata. Salah satu istri yang akhirnya dinikahi oleh Rasulullah SAW adalah Juwairiyah binti Harits, seorang putri pemuka bani Mustaliq yang menjadi tawanan kaum muslimin. Yuk, intip profil Juwairiyah binti Harits yang juga dikenal sebagai istri Rasulullah SAW yang membawa banyak berkah.
Mengutip dari laman Bincangsyariah.com nama Juwairiyah sebelumnya adalah Barrah. Adapun nama lengkap yang nantinya dikenal oleh umat muslim adalah Juwairiyah binti Harits bin Abi Dhirar Al-Khuzaiyah Al-Mustaliqah. Beliau termasuk wanita terhormat dan terpandang, karena ayahnya Al-Harits merupakan pemuka bani Mustaliq.
Sebagaimana wanita terpandang pada umumnya, Juwairiyah binti Harits juga sudah menikah dengan Musafi’ bin Shafwan. Adapun Juwairiyah sendiri merupakan sosok wanita yang manis, cantik dan sangat menyenangkan untuk dipandang, tak heran di usia muda sudah ada pemuda dari kalangan terhormat yang mempersuntingnya. Hingga di suatu hari terjadilah perang antara Bani Musthaliq di tahun ke-5 Hijriyah dengan kaum muslimin yang juga dikenal sebagai hari Muraisi’.
Peperangan yang terjadi antara Bani Musthaliq dan kaum muslimin ini berjalan sengit. Namun di akhir perang kaum muslimin keluar menjadi pemenangnya. Banyak pemuka Bani Musthaliq yang terbunuh, bahkan Musafi’ bin Shafwan yang merupakan suami dari Juwairiyah meninggal dalam peristiwa tersebut. Alhasil karena pemuka kaum dan lelaki banyak yang terbunuh, maka pihak wanita dari Bani Musthaliq menjadi tawanan kaum muslimin, termasuk di dalamnya ada Juwairiyah binti Harits.
Mengetahui dirinya menjadi tawanan, Juwairiyah yang merupakan wanita terpandang pastilah memiliki sejumlah uang untuk menebus dirinya sendiri. Maka datanglah ia menghadap Rasulullah SAW untuk meminta dibebaskan dari status tawanan perang. Namun Rasulullah SAW justru bertanya, “Apakah kamu mau yang lebih baik dari itu? Juwairiyah pun bertanya-tanya apa gerangan yang lebih baik dari bebas dari tawanan perang. Maka saat itulah Rasulullah SAW memberi pilihan pada Juwairiyah apakah mau dinikahi oleh Rasulullah SAW. “Saya Akan Menikahimu,” ucap Rasulullah SAW.
Demi mendengar tawaran tersebut Juwairiyah bersedia masuk Islam dan dinikahi oleh nabi Muhammad SAW. Saat itu usianya baru menginjak 20 tahun. Rupanya pernikahan ini membawa berkah yang amat banyak pada Bani Musthaliq karena Rasulullah SAW membebaskan banyak sekali tawanan perang dari kalangan Bani Musthaliq sebagai mahar untuk Juwairiyah. Tak lama setelah itu, Bani Musthaliq pun berbondong-bondong masuk Islam.
Menyaksikan banyaknya tawanan Bani Musthaliq yang dibebaskan oleh Rasulullah SAW, Ummul Mukminin Aisyah sempat berkata: “Sungguh aku tidak tahu perempuan yang lebih banyak keberkahannya atas kaumnya melebihi dari pada Juwairiyyah.”
Tak hanya itu, bahkan Ummul Mukminin Aisyah juga mengakui kecantikan Juwairiyah. Wajah Juwairiyah digambarkan sebagai wanita yang manis, cantik, lagi enak dipandang mata dan berkhlak baik. Aisyah bahkan sempat merasa cemburu saat Juwairiyah berani meminta dimerdekakan oleh Rasulullah SAW. Itu dia profil Juwairiyah binti Harits yang awalnya tawanan perang dan berakhir menjadi Ummul Mukminin, Istri Rasulullah SAW.
Baca Juga : Mengenal Profil Ibnu Majah, Salah Satu Ulama Besar di Bidang Hadits