
Alfatihah.com – Hati merupakan komponen yang bisa menentukan baik atau buruknya perilaku seorang manusia, apabila hati seseorang baik maka perilakunya pun cenderung baik. Namun jika hati seseorang buruk, maka perilakunya pun cenderung buruk. Oleh sebab itu hati harus senantiasa dijaga agar tetap bersih dari hal-hal yang mampu menimbulkan penyakit hati. Berikut ada sejumlah perkara yang bisa merusak hati.
Perkara yang bisa merusak hati yang pertama adalah sengaja berbuat dosa dengan niatan akan bertaubat setelahnya. Perilaku semacam ini sama saja dengan meremehkan dosa, karena sama saja menganggap ringan sebuah dosa yang akan ia lakukan. Adapun jika dosa yang orang tersebut lakukan termasuk kategori ringan, maka di sisi Allah Swt akan dihitung sebagai dosa yang besar karena perilaku hamba tersebut yang meremehkan sebuah dosa.
عَنْ أَنَسٍ – رضى الله عنه – قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالاً هِىَ أَدَقُّ فِى أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ ، إِنْ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُوبِقَاتِ
Artinya: Dari Anas ra, ia berkata, sesungguhnya kalian melakukan suatu amalan dan menyangka bahwa itu lebih tipis dari rambut. Namun kami menganggapnya di masa Nabi saw sebagai sesuatu yang membinasakan (HR Bukhari nomor 6492).
Dilansir dari laman Nu Online, Ibnu Batthol dosa yang dianggap remeh oleh seorang hamba nilainya akan bertambah besar di sisi Allah Swt, terlebih apabila dosa tersebut dilakukan secara terus-menerus.
الْمُحَقَّرَاتُ إِذَا كَثُرَتْ صَارَتْ كِبَارًا مَعَ الْإِصْرَار
Artinya: Sesuatu dosa yang dianggap remeh bisa menjadi dosa besar, ditambah lagi jika terus menerus melakukan dosa.
Menuntut ilmu merupakan aktivitas yang diwajibkan bagi muslimin, mulai dari lahir hingga masuk liang lahat. Akan tetapi jika seorang hamba hanya menuntut ilmu tapi enggan mengamalkan apa yang ia pelajari, maka perilaku ini bisa menjadi pemicu munculnya penyakit hati di hati seorang hamba. Hal ini terjadi lantaran ia hanya mempelajari teori dan sudah mendapat pengetahuan tapi tidak mau mempraktekkannya.
Malik bin Dinar berkata dalam buku Hilyatul Aulia:
من طلب العلم للعمل وفقه الله ومن طلب العلم لغير العمل يزداد بالعلم فخرا
Artinya: Barangsiapa yang mencari ilmu (agama) untuk diamalkan, maka Allah akan terus memberi taufik padanya. Sedangkan barangsiapa yang mencari ilmu, bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanya sebagai kebanggaan (kesombongan) (Hilyatul Auliya’, 2: 378).
Perkara yang bisa merusak hati selanjutnya adalah melakukan amalan yang tidak dibersamai dengan keikhlasan. Padahal melakukan amal merupakan perilaku terpuji, tentunya diniatkan untuk mencari ridha Allah semata, bukan untuk memamerkan harta kekayaan maka akan menghasilkan banyak pahala kebaikan.
Dilansir dari laman Nu Online, seorang hamba yang melakukan amalan tanpa landasan keikhlasan rentan terkena penyakit hati seprti ria, ingin dipuji, dan sombong yang bisa menjadi perkara yang bisa merusak hati. Karena amal yang ia lakukan nantinya akan didominasi oleh hal-hal yang berbau pencitraan dan haus akan akan pujian.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata Rasulullah saw pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu (HR Muslim).
Rezeki ialah karunia Allah Swt yang diberikan kepada hamba-hambanya yang hidup di dunia. Oleh karena itu, sebagai seorang hamba, sudah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah Swt. Orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah Swt kepadanya akan rentan terkena penyakit hati dan menjadi salah satu perkara yang bisa merusak hati.
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
Artinya: Barang siapa tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak (HR Ahmad, 4/278).
Perkara yang bisa merusak hati ke-5 adalah tidak ridha dengan pemberian Allah Swt, perilaku ini membuat seorang hamba cenderung sulit untuk melihat dan mensyukuri nikmat-nikmat yang Allah berikan pada orang tersebut. Oleh karena itu kita dianjurkan bersifat qana’ah/ menerima secara lapang dada terkait apa yang Allah Swt berikan pada kita agar terhindar dari penyakit hati.
عَزَّ عَنْ قَنَعَ، وَذلَّ مَنْ طَمَعَ
Artinya: Sungguh mulia orang yang qanaah, dan sungguh hina orang yang tamak (dalam ibnu al-Atsir, an-Nihayah fi Gharib al-Hadits).
Itu dia 5 perkara yang bisa merusak hati, mulai dari sengaja berbuat dosa hingga tidak ridha dengan apa yang Allah Swt berikan. Oleh sebab itu, kita harus menghindari 6 perkara tersebut agar tidak terserang penyakit hati seperti sombong, riya, tamak, dan sejumlah penyakit hati yang lain.
Baca Juga : Inilah 6 Keutamaan Shalat Taubat! Salah Satunya Membersihkan Jiwa dan Hati