Alfatihah.com – Rezeki biasanya identik dengan harta benda dan perhiasan duniawi, mulai dari uang, perhiasan, rumah, hingga mobil pribadi. Selain itu ada pula rezeki berupa kesehatan yang baik dan sejumlah rezeki lain. Dalam Islam sendiri ada 4 tingkatan rezeki yang diberikan Allah Swt kepada hamba-hambanya. Apa saja rezeki-rezeki tersebut?
Tingkatan Rezeki yang paling dasar ialah rezeki yang tertuang dalam bentuk harta. Meski rezeki jenis ini sangat digemari mayoritas manusia, rezeki dalam bentuk harta benda duniawi digolongkan sebagai rezeki yang menempati tingkat paling rendah atau paling dasar. Hal ini terjadi lantaran rezeki dalam bentuk harta benda duniawi sangat mudah didapatkan, bahkan seluruh penghuni bumi mendapatkannya, termasuk yang mengusahakannya menggunakan jalan yang diharamkan.
Dilansir dari laman Nu Online, bumi sengaja diciptakan oleh Allah Swt, salah satu tujuannya adalah agar bui tersebut dijelajahi dan diambil sebagian rezekinya oleh para manusia. Pemaparan ini terdapat dalam Q.S Al-Mulk ayat 15:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Artinya: Dialah yang menjadikan untuk kamu bumi yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan (QS Al-Mulk: 15).
Tingkatan rezeki yang selanjutnya yaitu berupa kesehatan. Memiliki kesehatan yang baik merupakan anugerah yang tidak dimiliki oleh semua manusia. Ada banyak sekali manusia yang memiliki kekayaan di atas rata-rata namun untuk sekedar berjalan dengan baik ia tidak kuasa, orang tersebut hanya bisa berbaring di tempat tidurnya karena rezeki kesehatannya sedang diangkat oleh Allah Swt. Oleh sebab itulah, kesehatan disebut sebagai sesuatu yang mahal, karena miliarder sekalipun tidak akan mampu membayar masa-masa sehatnya jika Allah Swt telah menakdirkannya untuk sakit.
لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ
Artinya: Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat (HR Ibnu Majah No 2141 dan Ahmad 4/69).
Tingkatan rezeki selanjutnya ialah rezeki berupa anak yang shaleh, anak shaleh sendiri mampu membawa kebahagiaan di tengah keluarga dan bisa mengantarkan orangtuanya ke gerbang surga. Melansir dari laman Nu Online, anak shalaih merupakan rezeki yang utama karena tidak semua orang tua mampu mendidik anaknya menjadi shalih dan shalihah.
Rezeki yang tertuang dalam pribadi keturunan yang shalih lebih tinggi dari rezeki kesehatan dan rezeki duniawi, karena orang tua yang shalih sendiri belum tentu bisa mendidik keturunannya menjadi anak yang lebih shalih atau minimal menyamai keshalihan orangtuanya. Salah satu cara untuk memperoleh keturunan yang shalih adalah dengan berdoa sebagaimana doa nabi Zakariya dan doa nabi Ibrahim yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an.
هُنَا لِكَ دَعَا زَكَرِ يَّا رَبَّهٗ ۚ قَا لَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَآءِ
Artinya: Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa (QS Ali ‘Imran Ayat: 38).
Dengan memiliki anak yang shalih, secara tidak langsung kita telah berinvestasi yang keuntungannya akan dipanen baik saat kita masih di dunia hingga alam akhirat kelak. Amalan, doa, dan segala ajaran islam yang anak kita terapkan akan senantiasa mengalirkan pahala yang melimpah, baik saat aku hidup maupun sudah meninggal dunia.
Tingkatan rezeki yang paling tinggi atau yang paling terakhir adalah mendapatkan ridha dari Allah Swt. Tak semua hamba dan umat islam berkesempatan mendapat ridha dari Allah Swt, sehingga rezeki dalam tingkatan ini merupakan rezeki yang paling tinggi karena ita telah menjalankan segala jenis perintah.
Dilansir dari laman Nu online, seorang hamba yang mendapatkan ridha dari Allah adalah seorang hamba yang sangat beruntung, karena keridhaan Allah tidak diberikan pada hambanya kecuali bagi mereka yang taat dan beriman. Seiring berjalannya waktu, keridhaan Allah akan menjelma menjadi surga di akhirat kelak.
وَعَدَ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ ۗوَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ
Artinya: Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di Surga ‘Adn. Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung (QS At-Taubah:
Itu dia 4 tingkatan rezeki dalam pandangan islam yang diberikan oleh Allah Swt untuk hamba-hambanya, kita sering terbalik mengira rezeki dalam bentuk kekayaan adalah segala-galanya. Padahal rezeki berupa ridha dari Allah adalah rezeki yang menduduki tingkatan rezeki tertinggi lantaran bisa mengantar seorang hamba untuk memasuki pintu surga.
Baca Juga : Yuk Amalkan Doa Melancarkan Rezeki Ini!