Alfatihah.com –Kisah Nusaibah binti Ka’ab menjadi salah satu kisah yang sangat mengagumkan di kalangan umat muslim. Keberaniannya dalam membela agama Islam tercatat dalam tinta sejarah, melebihi wanita-wanita yang hidup di masa tersebut. Ia bahkan berani bertempur dengan pasukan kaum kafir Quraisy bersisian dengan sahabat-sahabat lelaki.
Nama lengkap beliau adalah Nusaibah binti Ka’ab bin Amr bin an-Najjar. Nusaibah diketahui menikah dengan Zaid bin Ashim dan melahirkan 2 orang anak yang diberi nama Hubaib bin Zaid dan Abdullah bin Zaid. Mengutip dari laman Kisahmuslim.com, Nusaibah dan suaminya sama-sama memeluk agama Islam pada masa baiat Aqabah. Keluarga ini memiliki keistimewaan karena seluruh anggotanya mengikuti perang uhud. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Muhammad bin Ishaq Rahimahullah:
“Ada dua perempuan yang menghadiri Baiat Aqabah. Salah seorang dari mereka adalah Nusaibah binti Ka’ab bin Amr. Yaitu Ummu Ammarah. Ia juga turut hadir dalam peperangan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti di Perang Uhud. Nusaibah adalah istri dari Zaid bin Ashim. Dan ibu dari Hubaib bin Zaid dan Abdullah bin Zaid.”
Kisah Nusaibah Binti Ka’ab dan Kecintaannya Terhadap Rasulullah SAW
Kisah Nusaibah binti Ka’ab tidak akan pernah terlepas dari kecintaannya pada Rasulullah SAW sekaligus kiprah dan perannya dalam perang Uhud. Ia adalah seorang wanita yang pantang menyerah, dan bersedia menyerahkan nyawanya demi keselamatan nabi Muhammad SAW. Terkait hal ini, Rasulullah SAW bersabda:
“بارك الله عليكم من أهل البيت, مقام أمك خير من مقام فلان وفلان رحمكم الله أهل البيت, ومقام ربيبك يعني زوج أمه خير من مقام فلان وفلان رحمكم الله أهل البيت”, قالت: ادع الله أن نرافقك في الجنة, فقال: “اللهم اجعلهم رفقائي في الجنة”, فقالت: ما أبالي ما أصابني من الدنيا.
“Semoga Allah memberkahi kalian sekeluarga. Kedudukan ibumu lebih mulia dari kedudukan Fulan dan Fulan. Semoga Allah memberkahi kalian sekeluarga. Dan kedudukan ayah tirimu lebih baik dari kedudukan Fulan dan Fulan. Semoga Allah memberkahi kalian sekeluarga.”
Ummu Ummarah mengatakan, “Berdoalah kepada Allah agar kami menemani Anda di surga.” Nabi bersabda, “Ya Allah, jadikanlah mereka teman-temanku di surga.” Lalu Ummu Ummarah menanggapi, “Aku tidak peduli lagi dengan musibah yang menimpaku di dunia.”
Kisah Nusaibah binti Ka’ab tak akan pernah lepas dari kesabaran saat mendapati putranya yang meninggal dalam keadaan syahid. Namanya adalah Hubaib, puta Nusaibah yang diutus Rasulullah SAW untuk memerangi Musailamah Al-Kadzab dalam perang Yamamah. Hubaib pun berakhir dalam keadaan syahid di tangan Musailamah.Namun tak hanya kesabaran yang ia miliki, wanita yang ikut dalam peristiwa penting seperti: Perang Uhud, Fathu Makkah, Perang Hunain, Perang Yamamah, dan sejumlah peristiwa lain memiliki keberanian yang begitu tinggi.
Mengutip dalam laman website Kisahmuslim.com, Nusaibah mendapat bahkan mendapat 12 luka saat berjihad dan salah satu tangannya terputus. Nusaibah adalah wanita muslimah yang tak ragu untuk berjihad, bahkan sejarah mencatat kiprahnya yang sangat gemilang dalam melindungi Rasulullah SAW di perang Uhud.
Menurut laman Kisahmuslim.com, kisah Nusaibah binti Ka’ab dalam perang Uhud dimulai saat diserukan perintah untuk berperang. Maka tanpa menunggu waktu, Nusaibah, suami, beserta putranya menyambut panggilan jihad tersebut dengan suka cita. Nusaibah pun membantu muslimin yang terluka dan kehausan, namun demikian ia melihat Rasulullah SAW dalam bahaya. Maka tak perlu menimbang 2 kali, meskipun ia wanita Nusaibah gagah berani melindungi Rasulullah SAW dari serangan musuh.
Umar bin Khattab berkata: “Ada dua hal yang tidak akan kuhadapkan pada Ibnu Umar. Berikan kepada orang yang lebih berhak dari dia dan istrinya. Berikan pada Ummu Ammarah Nusaibah binti Kaab. Karena aku mendengar Rasulullah bersabda di hari Uhud, ‘Tidaklah aku menoleh ke kanan dan ke kiri kecuali kulihat dia (Ummu Ammarah) berperang melindungiku’.”
Itu dia kisah Nusaibah binti Ka’ab yang mengambil garda terdepan untuk melindungi Rasulullah SAW. Tak peduli bahwa ia adalah seorang muslimah, tak peduli betapa banyak kaum lelaki yang menghindari tugas perang demi keselamatannya, Nusaibah justru hadir dengan segenap keberanian yang membuat siapapun terkagum-kagum. Karena tujuan perangnya hanyalah untuk membela agama Allah SWT dan melindungi Rasulullah SAW.