Alfatihah.com – Sebagian dari kita pasti tidak asing dengan kalimat yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, bahwa ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang. Hal tersebut dapat kita artikan, bahwa banyak orang-orang yang tidak memanfaatkan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Melainkan sebaliknya, melakukan perbuatan yang dilarang.
Ibnu Bathal rahimahullah lebih lanjut menjelaskan makna hadits tersebut, seseorang tidak dikatakan kosong ketika ia memiliki harta yang cukup dan tubuh yang sehat. Barang siapa yang mendapatkan itu semua, maka usahakan untuk tidak tertipu agar bersyukur atas apa yang telah Allah berikan dan anugerahkan kepadanya.
Adapun tanda syukur seseorang adalah ketika melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dan barang siapa yang lalai dalam hal tersebut (kesehatan dan waktu luang), maka ia sama saja dengan seorang penipu. Karena tidak mampu mengakui dan merasakan nikmat tersebut. Kesehatan dan waktu luang adalah hadiah, tetapi bisa menjadi kemalangan bagi manusia bila tidak digunakan untuk kebaikan. Maka celakalah bagi siapapun yang tidak dan belum mampu mengelola dua kesenangan tersebut. Sebagaimana diabadikan dalam QS. Al-Asr: 1-3. Karena itu, manusia perlu untuk memanfaatkan waktu, membagi dirinya melakukan hal-hal baik dan bermanfaat. Bukan sebaliknya, tertipu dalam kesenangan dan berakhir dengan kesengsaraan. Dalam hal ini, Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah pernah berkata, “Jika tidak disibukkan dengan hal-hal baik, maka kita akan disibukan dengan hal-hal jahat.”
Maka Saat sehat atau sakit, dalam keadaan lapang maupun sempit, keduanya harus dimanfaatkan secara optimal. Karena kita tidak pernah tahu akhir hidup seperti apa yang akan kita alami. Maka perlu persiapan yang dilakukan secara maksimal tanpa menunda. Hingga kelak nanti kita berpulang dalam keadaan baik dengan bekal yang cukup. Jangan sampai penyesalan akan kita rasakan ketika jatah hidup di dunia telah selesai. Perlu untuk senantiasa berikhtiar agar dapat merasakan umur atau usia yang berkah. Bukan sebatas panjang umur dan bertambahnya angka usia.
Dan makna umur panjang dalam Islam adalah ketika kita mampu untuk memperpanjang kehidupan setelah kematian. Dengan meninggalkan jejak-jejak kebaikan dan menginfakan waktu dengan melakukan hal-hal bermanfaat bagi sesama. Melalui Yayasan Alfatihah, kamu dapat merealisasikan “visi memperpanjang usia” sesuai standar Islam tersebut dengan berkontribusi pada program-program yang kami tawarkan