Alfatihah.com – Tipe orang yang dikabulkan doanya biasanya memiliki ciri yang jarang disadari. Ciri khusus tersebut sebenarnya telah disebutkan dalam syariat. Dalam penjelasn tersebut ada sjeumlah tipe orang yang dikabulkan doanya dan bisa menjadi inspirasi untuk memaksimalkan upaya dalam berdoa. Lalu, siapa sajakah mereka yang masuk dalam 7 tipe orang yang dikabulkan doanya? Simak ulasannya berikut ini!
Tipe orang yang dikabulkan doanya yang pertama adalah muslim yang mendoakan saudaranya dari jauh. Tipe orang seperti ini dijelaskan dengan lugas dalam sebuah hadis
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لأَِخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوْكِلُ بِهِ آمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلِ
Artinya: “Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata: “Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan.” (Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Dpa fi Dahril Ghalib)
Menurut Imam Nawawi hadis tersebut menjelaskan tentang keutamaan seornag muslim mendoakan saudaranya dari tempat yang jauh, maka ia yang mendoakan tetap mendapat keutamaan doa tersebut. Hal inilah yang menjadikan ulama salaf ketika berdoa untuk diri sendiri, mereka juga mendoakan orang lain atau saudaranya agar tetap mendapat keutamaan dari doa tersebut. (Syarh Shahih Muslim karya Imam Aan Nawawi)
Tipe orang yang dikabulkan doanya berikutnya adalah orang yang memperbanyak berdoa saat lapang dan bahagia. Orang-orang yang saat lapang dan bahagia memperbanya doa maka orang itu mendapat keistimewaan berupa bisa dikabulkan doanya.
Hal ini disandarkan pada sebuah hadis
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَيَكْثُرُ الدَّعَاءَ فِى الرَّخَاءِ
Artinya: “Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang.” (Sunan At Tirmidzi, kitab Da’awaat bab Da’watil Muslim Mustajabah 12/274. Hakim dalam Mustadrak. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi 1/544. Dan dihasankan oleh Al Albani No. 2693)
Makna dari hadis tersebut menurut Syaikh Al Mubarak Furi berkata bahwa makna hadis di atas adalah anjuran bagi seorang mukmin untuk memperbanyak doa ketika berada dalam kondisi yang aman, sehat, cukup, dan damai, sebab hal itu adalah ciri dari seorang mukmin. Sudah seharusnya seorang muslim memahami kondisi dirinya agar bisa mengidentifikasi kondisinya, kemudian berdoa sesuai kondisinya.
Seseorang yang teraniaya masuk ke dalam tipe orang yang dikabulkan doanya oleh Allah. Mereka yang teraniaya memiliki keutamaan yang tidak dimiliki tipe pendoa lainyya, yaitu tidak ada hijab antara doanya dengan Allah.
Dalam sebuah hadis riwayat Muslim dijelaskan bahwa “Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan).” (Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38) Hadis tersebut memberi penjelasan bahwa doa seseorang yang teraniaya tidak akan tetrolak, sebab tidak ada hijab antara doanya dengan Allah.
Doa orang tua untuk anaknya memang menjadi kunci dari keberhasilan anak. Sudah banyak ulama yang menjelaskan tentang keutamaan doa orang tua pada anaknya dan anak yang meminta doa orang tuanya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bersabda bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda “Tiga doa yang tidak ditolak; doa orang tua terhadap anaknya, doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir.” (Sunan Baihaqi, kitab Salat Istisqa bab Istihbab Siyam Lil Istisqa; 3/345. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1797) Hadis tersebut memberi penjelasan bahwa doa dari tiga jenis orang yang disebutkan dalam hadis adalah doa yang tidak akan tertolak oleh Allah.
Doa seorang musafir masuk dalam jenis doa yang tidak akan tertolak dan telah dijelaskan di poin sebelumnya. Doa seorang musafir memang dikenal sebagai doa yang mustajab dan tak heran jika fenomena menitipkan doa pada mereka yang sedang melakukan perjalanan adalah hal yang baik.
Doa orang yang sedang puasa juga diijabah oleh Allah dan sering menjadi perhatian ketika bulan Ramadan. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda “Tiga doa yang tidak ditolak; doa orang tua terhadap anaknya, doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir.” (Sunan Baihaqi, kitab Salat Istisqa bab Istihbab Siyam Lil Istisqa; 3/345. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1797)
Hadis itu memberi penjelasan yang mencakup tipe orang yang dikabulkan doanya di bahasan poin sebelumnya, yaitu orang tua yang berdoa untuk anaknya, orang yang berpuasa dan berdoa, dan seorang musafir. Ketiganya telah dijelaskan dalam sebuah hadis yang sangat jelas penjelasannya.
Tipe orang yang dikabulkan doanya yang terakhir adalah orang yang berdoa dalam keadaan terpaksa. Doa dari orang yang berdoa dalam keadaan terpaksa termasuk dalam doa yang dikabulkan oleh Allah, karena dihimpit keadaan, sedang mengalami kesulitan, atau tidak ada penolong yang bisa menolongnya selain Allah.
Kondisi yang mendesak dan sulit itulah yang membuat doa orang-orang yang terpaksa menjadi semakin tulus. Hal inilah yang membuat Allah mengabulkannya, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat Yunus ayat 22.
Itu dia tipe orang yang dikabulkan doanya oleh Allah. Tipe-tipe orang tersebut harus kamu pahami dengan baik agar kamu bisa memposisikan diri suatu hari nanti. Sebab, mereka yang pandai memposisikan diir akan tahu dia akan berdoa dengan cara apa dan bagaimana. Wallahu’alam
Baca Juga: Bolehkah Memperbanyak Doa di Dalam Sujud? Ternyata Begini Penjelasannya!