Alfatihah.com – Berbakti kepada ibu memiliki kedudukan yang sama-sama penting dengan kewajiban menunaikan shalat, zakat, hingga puasa. Adapun perintah untuk berbakti kepada seorang ibu terdapat dalam Q.S Luqman ayat 14:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Artinya:“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS Luqman: 14).
Rasulullah SAW bahkan menjelaskan pentingnya berbakti pada orang tua, terlebih lagi berbakti kepada ibu. Berikut sejumlah hadits Rasulullah SAW tentang ibu yang menjelaskan betapa pentingnya berbakti kepada seorang ibu.
1. Pentingnya Berbakti Kepada Ibu
Mengutip dari laman Detik Hikmah, hadits Rasulullah SAW tentang ibu yang pertama adalah pentingnya berbakti kepada ibu. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ رواه البخاري ومسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Kemuidan ayahmu.'” (HR Bukhari dan Muslim).
Pada hadits Rasulullah SAW tentang ibu tersebut dikatakan kedudukan ibu tiga kali lebih utama daripada ayah sebab ibu telah melakukan tiga hal kepada anaknya yang tidak bisa dilakukan ayah. Ketiga hal itu ialah mengandung, melahirkan, dan menyusui.
Dalam hadits tersebut dapat kita ketahui bahwa kedudukan seorang ibu memiliki 3 tingkatan yang lebih tinggi dari seorang ayah. Karena seorang ibu sudah melakukan 3 hal kepada sang anak yang tidak akan pernah bisa dilakukan oleh seorang ayah. Adapun 3 hal tersebut adalah mengandung, melahirkan, dan menyusui
2. Kewajiban Berbuat Baik kepada Ibu
Mengutip dari laman Detik Hikmah, ada sebuah hadits Rasulullah SAW tentang ibu yang menjelaskan pentingnya kewajiban berbuat baik kepada seorang ibu.
نَّ اللَّهَ يوصيكم بأمَّهاتِكُم ثلاثًا، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بآبائِكُم، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بالأقرَبِ فالأقرَبِ
Artinya: Sesungguhnya Allah berwasiat tiga kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat. (HR Ibnu Majah).
3. Surga Ada di Telapak Kaki Ibu
Hadits Rasulullah SAW tentang ibu selanjutnya ialah yang menjelaskan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu. Oleh sebab itu, dengan berbakti kepada seorang ibu seorang anak akan lebih mudah menggapai surga. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW tentang ibu yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i:
Dari Mu’awiyah bin Jahimah RA mengatakan bahwa Jahimah datang kepada Rasulullah SAW, kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau bersabda, “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab, “Ya, masih.” Beliau bersabda lagi, “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.” (HR An-Nasa’i).
4. Berbakti kepada Ibu Menjadi Amalan yang Lebih Dekat dengan Allah
Hadits Rasulullah SAW tentang ibu selanjutnya ialah termasuk amala yang bisa mendekatkan seorang hamba dengan Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijrlaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
عن ابنِ عبَّاسٍ أنَّهُ أتاهُ رجلٌ ، فقالَ : إنِّي خَطبتُ امرأةً فأبَت أن تنكِحَني ، وخطبَها غَيري فأحبَّت أن تنكِحَهُ ، فَغِرْتُ علَيها فقتَلتُها ، فَهَل لي مِن تَوبةٍ ؟ قالَ : أُمُّكَ حَيَّةٌ ؟ قالَ : لا ، قالَ : تُب إلى اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، وتقَرَّب إليهِ ما استَطعتَ ، فذَهَبتُ فسألتُ ابنَ عبَّاسٍ : لمَ سألتَهُ عن حياةِ أُمِّهِ ؟ فقالَ : إنِّي لا أعلَمُ عملًا أقرَبَ إلى اللَّهِ عزَّ وجلَّ مِن برِّ الوالِدةِ
Artinya: Dari Ibnu Abbas RA, ada seorang lelaki datang menemuinya dan berkata, “Aku meminang seorang perempuan, tetapi ia menolakku. Lelaki lainnya meminangnya, lantas ia menerimanya dan menikah dengannya. Aku pun cemburu, lantas perempuan itu kubunuh. Akankah tobatku diterima?”
Ibnu Abbas balik bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?” Ia menjawab, “Tidak,” Ibnu Abbas pun berkata kepadanya, “Bertobatlah kepada Allah dan lakukanlah yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah.”
Atha’ bin Yasar yang menuturkan riwayat ini dari Ibnu Abbas pun datang kepadanya. Ia berkata, “Kenapa engkau bertanya apakah ibunya masih hidup?” Ibnu Abbas menjawab, “Karena aku tidak tahu amal baik lain yang lebih mendekatkan orang kepada Allah selain berbakti kepada ibunya.” (HR Bukhari)
5. Dilarang Durhaka Pada Ibu
Hadits Rasulullah SAW tentang ibu yang terakhir adalah pengharaman segala jenis sikap durhaka dari seorang anak. Hal ini sebagaimana dikutip dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi, Juz 1:
وَعَنْ أَبِي عِيْسَى الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى حَرَّمَ عَلَيْكُمْ: عُقُوْقَ الْأُمَّهَاتِ وَمَنْعًا وَهَاتِ وَوَأْدَ الْبَنَاتِ وَكَرِهَ لَكُمْ: قِيْلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ. متفق عليه
Artinya: “Dari Abu Isa al-Mughirah bin Syu’bah RA berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya, Allah mengharamkan atas kamu, durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya, membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci kamu yang banyak bicara serta banyak bertanya, begitu pula yang menghambur-hamburkan harta.” (HR Bukhari dan Muslim).
Itu dia 5 hadits Rasulullah SAW tentang ibu. Kota dianjurkan untuk senantiasa berbakti dan jangan sampai bersikap durhaka pada seorang ibu agar lebih mudah menggapai surga.
Baca Juga : Ternyata Ada 6 Ibu Susuan Rasulullah Saw, Tak Hanya Halimah!